Jazakumullah Khoir



_MENU "Catatan Kecil"_

Senin, 26 Desember 2011

Motivasi Diri





Semoga Allah Rabb semesta alam senantiasa melindungi hamba-hamba NYA
Luruskan Niat
Sempurnakan Ikhtiar
Serahkan hsilnya pada Allah SWT

Perang Pemikiran

Secara pengertian, Ghozwul Fikr (Perang pemikiran) berasal dari kata Ghozwah yang artinya serangan, serbuan, atau invasi, dan kata Fikr yang berarti pemikiran. sedangkan pengertian Ghozwul Fikr secara istilah yaitu Penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat Islam guna merubah apa yang ada di dalamnya, sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal yang tidak Islami. (Pengertian ini saya kutip dari sebuah blog ilhamdonitamara).

Perang pemikiran yang pada umumnya memiliki sasaran pemuda-pemudi, sekarang sasarannya mulai melebarkan sayap. Mmm... ternyata Ibu-Ibu juga ikutan kena dampak dari perang pemikiran. Keren.. keren...!!. Gimana gak coba? Saya ambil salah satu sarana Ghozwul Fikr yaitu "fashion" wabil khusus pakaian. Wanita-wanita dewasa (ibu-ibu.read) sekarang berpakaian hampir mirip dengan anak muda. dari model baju yang gak karuan, berkrudung juga ikut-ikutan gak jelas.

Pakaian merupakan salah satu sarana perang pemikiran yang paling cepat berkembang. Bayangkan saja, sekarang kita bisa jumpai "gamis-gamis" modis di jual dipasaran. Sadar tidak sadar kita telah ter-perangi secara pikiran. Meskipun niatnya ingin menutup aurat tapi menjadi tidak memestinya. Karena kebanyakan pakaian-pakaian itu terbuat dari kain yang seperti kain saring tahu (transparan). Sekarangpun berkerudung seenaknya sendiri, jauh dari perintah berkerudung itu untuk apa,hmm.

Semoga Allah SWT selalu mnunjukan jalan yang benar pada kita ^^

Minggu, 25 Desember 2011

Agen Pembaharuan





Jadilah pena yang siap menuliskan kebenaran...
Jadilah Tinta yang siap menggoreskan sejarah baru...
Janganlah jadi kertas putih yang terlihat suci dan siap diwarnai oleh apapun...

Renungan Kecil Agar Kita Tak Mudah Putus Asa

Sebagai seorang manusia biasa, sebagai hamba Allah SWT yang memang secara fitrah diciptakan menjadi lemah, pastilah sering ditimpa ujian/cobaan atau apalah namanya. Saat dalam keadaan seperti itulah kita rentan sekali dimasuki syaitan. Seringkali ketika kita dalam keadaan sempit kita bukan bersyukur tapi tersungkur lemah. Bahkan tak hanya tersungkur ''lemah'', tapi seringkali mengungkapan ''ungkapan-ungkapan" aneh kata saya. mencaci maki diri sendiri karena ketidakberdayaan kita, menyalahkan orang lain dan yang paling parah lagi adalah menyalah kan TUHAN (masya Allah...).

Pernahkah kita berpikir bahwa kesulitan yang kita rasakan tidak seberat sahabat kita misalnya. Apa sih yang justru membuat kita semakin "tersungkur"?. Karena kita hanya fokus pada sesuatu yang membuat kita sempit!. Pernahkah kita dalam keadaan sempit justru kita "gencar" bersilaturahmi?. Pernahkah saat kita sulit justru kita semakin "kenceng" berbagi dengan sesama?. Atau paling tidak ketika kita sedang dikelilingi masalah, kita justru menjadi "pendengar setia" bagi sahabat-sahabat kita yang bisa jadi mereka lebih "terjepit" dari pada kita. Ternyata ketika kita mau menjadi seorang "pendengar" kita akan semakin menjadi orang yang kuat dengan "syukur". Wallahu'alam

Sebuah kisah yang mungkin bisa menginspirasi kita semua (mudah-mudahan) :
Ada seorang yang sedang dalam keadaan benar-benar sempit, sebut saja Embun. Embun adalah orang yang mungkin saat itu sedang dalam lingkaran masalah. Masalah di keluarganya, pekerjaannya yang mungkin menumpuk dan aktifitasnya di luar itu semua. Hari-harinya mulai tidak produktif lagi. Pekerjaannya kacau satu per satu, bahkan kalau biasanya ia memadatkan jadwal, saat itu benar-benar "macet" karena tak satupun yang ia kerjakan. Hal itu terjadi beberapa lama (rugi yah?). Singkat cerita, suatu malam ia dihubungi seorang sahabatnya untuk makan malam. Dengan keterpaksaan ia memenuhi undangan sahabatnya itu. Nah..!! disitulah dimualai, sahabatnya bercerita semua yang dia alami dua pekan terakhir. Masalah-maslah yang bertubi-tubi datang menghampirinya. Kurang Lebih 2 jam mereka bersama. Lantas apa yang terjadi??. Sepanjang sahabatnya bercerita Embun menangis (Nah lo.. sp yg harusnya nangis?). Dalam hatinya terus mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Tahu.

"Yaa Rabb... Sungguh ternyata di luar sana masih ada hamba-hamba Mu yang lebih sempit keadaannya dari diri ini"

Yuuk... renungkan masalah-masalah kita dengan pikiran yang jernih dan selalu berpikir positif atas ketentuan Allah. Bahwa setiap ujian yang Dia berikan hanyalah bagian kecil dari ujian-ujian Nya yang lain. Jika kita tak bisa menghadapi dan menyelesaikan ujian yang "kecil" ini maka kita pun tidak akan mampu menghadapi dan menyelesaikan ujian-ujian kita berikutnya yang lebih berat. Lantas kapan kita naik derajatnya di hadapan Allah SWT?. Kawan.. yakinlah bahwa apapun skenario yang Allah berikan pada kita, itulah bentuk kasih sayang Nya pada kita.
Wallahu'alam...