Jazakumullah Khoir



_MENU "Catatan Kecil"_

Kamis, 20 Juni 2013

EFEK YANG MUNCUL KETIKA "KUALITAS" DIABAIKAN

Berbicara tentang sebuah proses perjalanan dan perjuangan para aktivis dakwah (kampus) maka berbicara tentang hak dan kewajiban. Berbicara pula tentang kuantitas dan kualitas. Kemudian berbicara tentang keseimbangan (tawazun). Kenapa harus ada hak dan kewajiban yang mengikat para pelaku dakwah. Kenapa kemudian harus menyeimbangkan kuantitas dengan kualitas. Tidak akan lebih jauh membicarakan mana hak dan seperti apa kewajiban, hanya ingin mencoba menguraikan tentang kuantitas dan kualitas. sejatinya kita butuh kuantitas yang banyak karena kerja-kerja dakwah bukanlah pekerjaan yang ringan, jadi butuhlah yang namanya amal jama'i (kerja sama). Kerja dakwah bukanlah pekerjaan yang remeh, tapi pekerjaan memperjuangkan haq dan mencegah yang bathil. Untuk itu kualitas menjadi satu hal yang penting dari setiap pelaku dakwah.

Yang sedikit itu bisa jadi lebih kokoh dari yang banyak, karena mereka ikhlas dan dekat dengan Rabbnya.

Ketika tuntutan kualitas diindahkan maka akan banyak EFEK yang bermunculan. Efek yang seperti apa? kemudian akankah berdampak kepada keberlangsungan dakwah? Oh.. tentu saja..!! Ketika kualitas mulai diabaikan maka hal-hal inilah yang akan bermunculan :

1. Munculnya kader yang tidak mampu ISTIQOMAH dalam mengikuti irama dakwah yang dinamis
Dalam QS. Ibrahim (14) : 23-25 --> disana ada janji Alloh yang tidak diragukan atasnya untuk orang-orang yang melakukan kebajikan dalam hal ini para pelaku dakwah.
Bukankah Alloh memerintahkan untuk Istiqomah? mari tengok QS. Hud (11) : 112
"Maka tetaplah engkau (Muhammad) (di jalan yang benar), sebagaimana telah diperintahkan kepada mu dan (juga) otang yang bertaubat bersamamu, dan janganlah engkau melampui batas. Sungguh Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
  Sangat jelas bahwa ketika kualitas menurun dan kedekatan dengan Alloh merenggang maka ke-Istiqomah-an menjadi tawanan.

2. Munculnya sebagian kader yang menginginkan dakwah yang ringan secara duniawi
Sungguh jelas perkaranya ketika kita dan para qiyadah mengabaikan kualitas (ruhiyah) maka wajar ketika kader mulai terserang virus "malas".

3. Ketidakmampuan menjalankan MISI dakwah di masyarakat karena disibukan dengan tugas-tugas internal dakwah yang menguras energi.
Inilah dampak yang akan muncul ketika kualitas para pelaku dakwah diabaikan. Yaitu ketika kereta dakwah mulai melaju maka "rendahnya kualitas" akan menghambat perjalanan dakwah itu sendiri. Bisa jadi kita akan lebih sibuk mengurusi urusan internal. Contohnya : Ngurusin kader yang males berangkat liqo, ngurusin kader yang just study oriented, dll
Ketika awal perekrutan calon kader diawal masa-masa regenerasi terkadang kita melakukan sebuah agenda akselerasi. Tidak salah memang untuk memahamkan kewajiban dakwah kepada mereka, akan tetapi ada satu hal yang harus kita ingat bersama "Marketing Dakwah" yaitu bagaimana kita menarik calon kader untuk masuk ke dalam dakwah kita. Tentu ketika orang yang baru tertarik belajar Islam tidak kemudian langsung diajak berdakwah, tapi tanamkan mereka tentang Islam itu sendiri. Sebelum menanamkan Islam maka kita perlu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar sebagai mahasiswa (karena bisacara Dakwah Kampus). --> baca buku "Bagaimana Menyentuh Hati"

4. Adanya pemikiran-pemikiran yang bertujuan untuk memisahkan diri
Kalau kualitas sudah tidak dipedulikan maka kedepan akan terjadi "mundur massal" dari barisan dakwah. Seringkali kita menyalahkan kader yang tidak bergerak (karena kualitas rendah dan ruhiyah loyo), padahal yang harus kita lakukan adalah menasehati bukan menyalahkan. Budaya Tabayyun akan memperkokoh ukhuwah dan menciptakan kenyamanan bukankah dengan itu akan terbangung KUALITAS BANGUNAN DAKWAH.

Itulah EFEK yang akan muncul ketika kita mulai mengabaikan KUALITAS. Mulai dari kualitas ruhiyah, kualitas pengetahuan tentang medan dakwah, kualitas persaudaraan kita sampai kualitas kepemimpinan dalam sebuah kereta dakwah. Wallahu'alam bishowah... Barakallahufikum....


   

Sabtu, 15 Juni 2013

Beda Generasi Beda Idealisme

Bsmillah...
Semoga catatan ini keliru dan akan ada yang membenarkan. Berbicara dakwah dan medan dakwah memang tidak akan pernah usai. Medan dakwah itu pasti akan selalu tersedia, tapi pelaku dakwah tidak selamanya ada pada medan yang sama. Dalam dakwah itu pasti akan terjadi sebuah regenasi, sebuah pergantian posisi para pelaku dakwahnya. Dimulai dari sebuah regenerasi inilah medan dakwah itu akan berwarna.

Regenerasi ya regenerasi pelaku.. inilah yang kemudian membuat irama dakwah berbeda. Kadang irama itu memiliki ritme yang teratut, kadang juga iramanya cepat namun tak memiliki ritme. Masing-masing itu punya karakteristik yang berbeda-beda tergantung para pelaku yang bermain disana, benarkah?. Akhir-akhir ini berdakwah dengan beda generasi yang jauh sekali... dan ditemukan bahwa masing-masing generasi memiliki idealisme yang berbeda. Setiap masa memiliki karakterisktik yang berbeda. Dan setiap medan dakwah memiliki warna yang berbeda. Sebuah perbedaan bukanlah permasalahan yang urgent, karena akan sangat tergantung pada kondisi dimasa tersebut. Mungkin idealisme kita sudah tidak relevan ketika diterapkan dimasa yang akan datang, bahkan masa yang sekarang. Tapi yang kita pahami sekarang adalah.. bagaiman menemukan titik temu untuk mencari idealisme yang sesuai dengan masa itu bukan"ngotot".

Syuro adalah solusi, ketika syuro kita belajar berbicara, mendengar dan mencermati. Ketika syuro maka akan ada musyawarah yang hasilnya mencerahkan atau minimal menengahkan. Wallahu'alam bishowab ^^
Barakallahufikum..

Kamis, 13 Juni 2013

Catatan Kecil Untuk "Salam"



Kutemukan hangatnya KELUARGA, kutemukan KEHIDUPAN yang luar biasa rapih di atur oleh Alloh, dan juga KASIH SAYANG tanpa pamrih dari saudara2 seperjuangan. Itulah yang menjadi penyemangat dan membuat ane jatuh cinta di jalan dakwah ini.

Teringat sebuah kalimat yang menusuk jantung hati
Bukan Dakwah Yang Butuh Kita, Tapi Kitalah Yang Butuh Dakwah”.

Berbicara terkait dakwah, maka ane akan coba menjabarkan apa yang kemudian ane temukan dalam ORBIT bernama DAKWAH.
Dakwah itu jalannya panjang karena ujungnya ada di jannahNYA
Dakwah itu jalannya nggak mulus dan tiketnya ga murah kaya jalan tol, soalnya kadang ada krikilnya kadang ada durinya juga kan bikin sakit yang menapaki jalan itu. Pun tiket masuknya nggak murah harus dengan HARTA DAN JIWA. Cek à (Qs. At Taubah : 41).
Dakwah itu nggak lagi main-main di DUFAN yang bisa ketawa ketiwi bahkan treeaaak2, tapi dakwah itu cukup senyum manis sama setiap objek dakwah, dakwah juga kadang melelehkan air mata ^^

Tidak terlalu penting antum/ na mau mendeskripsikan dakwah itu seperti apa...?? yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapi panggilan dakwah.
Bagaimana kita menyiapkan bekal untuk jalan yang panjang
Bagaimana kita sabar dalam menginjak krikil dan duri, serta ikhlas mengorbankan harta dan jiwa kita di jalan itu..
Bagaimana kita mengukir senyum manis untuk setiap objek dakwah yang kita temui.. dan bagaimana kita menyembunyikan lelehan air mata diperaduan yang hanya Alloh saja yang tau.. ^^

Ah... kenapa masih saja mendeskripsikan “apa itu dakwah?” hmm... akhi.. wa ukhti.. sudahkah antum/ na menemukan alasan untuk mencintai MEDAN ini? Lantas apa alasannya antum/ na bertahan di MEDAN ini? Sudahkah antum/ na mendedikasikan HARTA dan JIWA untuk tujuan dakwah kita? (ane jg belum tenang aja...) mari belajar IKHLAS berniaga dengan Alloh karena keuntungannya sangan besar yaitu syurga dan isinya. Cek à (Qs. As saff : 10-14).
Untuk mu yang telah menemukan alasan kenapa kita harus bertahan di MEDAN ini, sungguh jangan pernah bergerak sendiri (ane takut antum/ na diterkam “macan”). Carilah kawan yang bisa diajak bergerak membentuk barisan dan pondasi tangguh dalam “amar ma’ruf nahi munkar”. Bekerjalah secara berjama’ah agar beban dakwah terasa ringan. Rawatlah binaan-binaan kita, sayangilah staf-staf kita dan cintai pemimpin kita. Jangan pernah abaikan mereka, karena mereka adalah aset berharga yang akan mengiringi kita untuk mengatur ritme dakwah kita.
Yaa ikhwah... satu yang ingin ane sampaikan “Jagalah Atmosfir” yang ada di Salam (Atmosfir = lingkungan = ukhuwah dll). Jagalah “atmosfir” itu tetap nyaman untuk kita hidup dan bergerak dalam dakwah. Jagalah ia jangan sampai berubah, karena itu yang akan membuat jundi-jundi kita nyaman untuk bergerak. Untuk antum/ na yang saat ini menjadi qiyadah... sudahkah antum mencintai jundi-jundi antum dengan sebenar-benarnya cinta karena Alloh? Sudahkah memenuhi hak jundi-jundi kita? Atau jangan2 mengenalnya saja belum. Penuhilah... jangan sampai itu menjadi hutang yang akan ditagih di akhirat nanti (ane jg blum memenuhi hak antum/ na maka tagihlah ane.. faghfirlana..).
Ane sangat yakin setiap kader memiliki potensi “militan” yang sama..!! hanya saja potensi itu akan tumbuh atau kerdil?. Militansi kader itu tumbuh jika kita berikan pupuk, berikan yang ia butuhkan. Dalam kerja2 jama’i tidak boleh terlontar kata “dituntut/ menuntut” atau lain sebagainya yang kemudian akan merubah “atmosfir” yang ada membuat kita “sesak nafas” dan akhirnya mundur dari barisan. Ane yakin “Persaudaraan Islam” bukanlah lembaga yang isinya orang-orang egois, bukan pula kumpulan orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi. “Persaudaraan Islam” adalah kumpulan orang-orang yang sadar dengan sesadar-sadarnya bahwa ia adalah aset ummat yang memiliki amanah memperjuangkan yang “haq”, ia adalah kumpulan orang yang membawa misi kenabian (profetik) dan ia adalah kumpulan orang dengan segala kelemahan tapi ia ingin bermanfaat untuk ummat. Barakallahu fikum yaa ikhwah...
Jagalah atmosfir itu...
Jagalah Kekeluargaan yang telah kita buat dengan susah payah...
Jagalah ia... maka semua aset akan terjaga..
“Karena Kita Saudara”
Wallahu’alam bishowab...

Inilah... Para Pejuang Dakwah

Bismillahirrahmannirrahiim...
Segala puji hamba haturkan kepada Rabb semesta alam Alloh subhanahuwata'ala. Shalawat dan salam kepada Murabbi terbaik sepanjang zaman Rasululloh shalallahu'alaihi wa salam. Sungguh nikmat tak terkira dipertemukan saudara seperjuangan di medan dakwah. Melihat dan mengenal beliau adalah hadiah yang indah karena banyak yang bisa diambil dari sosok beliau.

Berawal dari sebuah amanah yang diberikan oleh sahabat sperjuangan untuk mencari atau bahasa kerennya survei kepercetakan. Saya memulai mencari link percetakan milik ikhwah karena yang akan dipesen adalah souvenir pernikahan. Sejujurnya saya bingung akan contact siapa, akhirnya memutuskan contact kakak ipar laki-laki saya, berharap punya temen yang usahanya dipercetakan (mungkin temen satu liqoannya). Pertama ditawarin ke tetangganya. Tapi setelah bincang-bincang kalau saya mau pesen kurang lebih 2000 eksemplar maka kakak ipar laki-laki saya menghubungi salah seorang ustadz (sepertinya MR nya #hehe). Kami sepakat esok hari mau ketempat ustadz untuk membicarakan proyek ini lebih jauh (gaya bener yah ^^).

Esok harinya... pukul 11.30 saya dapat telpon dari kakak ipar laki-laki saya kalau ustadz mau mampir kerumah ngasih sampel. Subhanallah.. pikirku ini service yang luar biasa dari seorang pengusaha. Selang berapa menit seorang laki-laki paruh baya memarkirkan motor dihalaman rumah. Mengucapkan salam dan saya persilahkan masuk kerumah (didalam rumah ada kakak dan istri serta anaknya, jadi ga apa2). Masih tertegun kenapa bela-belain ke rumah? padahal kami yang janji berkunjung. Yaa sudahlah pikirku... pertama melihat beliau bingung... sungguh bingung soalnya pakai seragam yang sama kaya yang biasa Ayah pakai. Oh.. beliau guru ternyata.

Pelajaran pertama yang saya dapatkan bahwa beliau adalah seorang pelayan ummat yang luar biasa, tampak kezuhudan dan keteduhan yang luar biasa. Selama berjumpa dengan beliau tidak ada perbincangan yang banyak karena adzan dzuhur berkumandang dan beliau ingin segera kemasjid. Beliau hanya menyerahkan sampel yang saya inginkan dan berbicara harga dan kelanjutannya. Sempet beliau bercerita sejarah beliau bisnis seperti ini. Dulu beliau buka toko buku juga ternyata dan ternyata toko bukunya dulu jaman SMA sering saya kunjungi, walaupun kadang gak mudeng itu buku apaan karena kata beliau itu isinya buku2 khusus dari "kita". Tapi dari tahun 2007 toko buku itu tutup dan beliau hanya buka dirumahnya saja.

Pasca berbincang dan beliau pamit, hanya kata "zuhud" yang melekat kepada saya tanpa saya ketahui. Berlalulah pertemuan dengan Ustadz pertama yang saya temui didaerah asal saya. Saya kemudian sholat, pasca sholat masih ku ingat bapak paruh baya tadi dan entah kenapa tiba-tiba ada butiran air mata dipipi saya ketika mengingat beliau. Ku selipkan namanya dalam do'aku, aku bacakan do'a rabithah sambil mengingat sosoknya. Dan sudah....

Dan 30 menit pasca saya menyudahi sholat, kakak perempuan saya datang kerumah terus saya ceritakan bahwa Ustadz habis dari rumah ngasih sampel. Kemudian kakak mulai menceritakan beliau. Beliau asalnya dari Klaten sekarang tinggal di Slawi memiliki 1 istri dan 7 orang anak (Subhanallah...). Beliau memang benar-benar orang yang sangat-sangat sederhana. Beliau belum diangkat sebagai PNS dan baru masuk sebagai guru 2008 pasca toko bukunya tutup (bisa dibayangkan berapa gajinya). Untuk sampai ke tempat mengajar beliau butuh waktu minimal 1 jam perjalanan dan itu lokasinya pinggiran hutan (subhanallah).  Rumah yang beliau tinggali bukan miliknya (masih kontrak). Dengan keadaan yang seperti itu beliau sangat terlihat tenang dan bahagia menjalani kehidupannya. Dan banyak sekali kondisi keluarganya yang diceritakan oleh kakak saya. Ini pelajaran kedua yang saya dapatkan yaitu "ketenangan" karena hanya bergantung kepada Alloh.

Kata kakak, pernah kepala sekolah beliau ingin membantu beliau memasukan kedalam daftar CPNS untuk pengangkatan dengan cara memalsukan pendataan tahun beliau masuk mengajar. Beliau mulai mengajar 2008 tapi akan dicatat 2004, apa yang kata beliau??. Beliau tidak mau...!!! (Faghfirlana yaa Rabb). Kata beliau ITU BUKAN HAK SAYA. satu lagi beliau adalah orang yang JUJUR. Subhanallah... keteladanan yang luar biasa. Semoga bisa mengambil kabaikan dari beliau.

Masih terucap tasbih ketika merenungi kisah hidup baliau. Masih berjatuhan kristal-kristal di pipi setelah mendengar kisah beliau. Ingin rasanya berkunjung ke rumahnya menemui sosok muslimah yang ada dibelakangnya. Saya yakin istrinya pasti AKHWAT yang luar biasa. Karena dibelakang suami yang kuat ada istri yang hebat.

Alhamdulillah... dipertemukan dengan saudara yang luar biasa 
Jazakumullah khoir atas pertemuan hari ini ustadz...
Trimakasih atas tarbiyah yang ustadz berikan...