Jazakumullah Khoir



_MENU "Catatan Kecil"_

Rabu, 30 Januari 2013

)I( Hanya OPINI )I(



Semakin bingung melihat pemberitaan media hari ini (31 Januari 2013) mengenai Presiden Partai PKS. Banyak komentar atau opini publik yang kemudian beredar. Banyak yang tidak percaya dan akan menunggu keputusan hukum yang berlaku. Tidak sedikit yang kemudian mencaci dan menghujat beliau. Ada yang kemudian berpandangan bahwa ini adalah permainan politik menjelang 2014 (pemilu euy..). kalau dipikir secara logika memang masuk akal, dan memang tidak menutup kemungkinan yang terjadi adalah seperti itu.
Saya jadi tergelitik untuk ber-OPINI, hehe..            
Itu kasus katanya berkaitan dengan “Impor Daging dan Sapi”. Saya sebagai INSAN PETERNAKAN merasa aneh melihat kasus ini. Apalagi saat membaca berbagai kesimpang-siuran berita yang termuat. Menurut saya sebagai INSAN PETERNAKAN itu berita agak “lucu”. Menurut logika saya (lagi-lagi) sebagai INSAN PETERNAKAN aneh kalau dugaan suap itu ditujukan kepada Presiden Partai PKS. Bagini ceritanya... Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh DR. Suswono yang notabenenya politikus PKS mempunyai big project untuk ketahanan pangan Indonesia. Program tersebut adalah PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI 2014. Program tersebut sudah jelas dalam masa DEADLINE (sekarang 2013) sebentar lagi 2014. Program ini butuh kerja sama dengan Para Perusaan Besar terutama feedloter (penggemukan sapi) untuk tidak impor bakalan apalagi daging sapi, karena akan berpengaruh terhadap suksesi program PSDS 2014. Nah.. dari situ mulailah para feedloter berlari mencari pejabat yang disuap. Dari sini saya sebagai insan peternakan yang suka politik akan menarik sebuah hipotesis.
1.       Kalau memang si penyuap itu tujuannya hanya untuk melancarkan usahanya suaplah menteri perdagangan dalam negeri maka muluslah usahanya itu.
2.       Jika kasus ini tidak semata-mata kepentingan bisnis (kepentingan politik-red). Misalkan nih yaa.. mau menjatuhkan PKS suap aja noh Bapak Suswono sama-sama politisi PKS kan? Itu kalau tujuannya menjatuhkan PKS, ^_^
Tapi kenapa Presiden PKS yang kena? Padahal di DPR, komisi beliau tidak mengurusi kaya gituan, ampun deh..!! Lucunya lagi kalau mau menjatuhkan PKS itu harus dengan strategi yang CANTIK. Masa iya Bapak Presiden PKS mau disuap untuk kasus impor daging sapi, sementara saudaranya di Kementrian Pertanian DR. Suswono  sedang memperjuangkan PSDS 2014 itu adalah LUCU (klo nggak lucu juga gpp :D)
Saya makin yakin bahwa ini adalah “kasus korupsi yang lucu” yang pernah saya tau. Aduh sutradaranya kurang lihai dalam membuat tontonan ini.
è hasbunallah wani'mal wakil ni'mal maula wani'man nashir ß
Wallahu’alam bishowab..... ^^

Minggu, 27 Januari 2013

NUTRISI RUMINANSIA



Buah Lerak Mengurangi Emisi Gas Metana pada Rumen Hewan Ruminansia

Senyawa saponin pada buah lerak telah berhasil diekstraksi dan dikemas menjadi produk Aksapon SR. Senyawa ini efektif menekan produksi gas metana dalam rumen ternak ruminansia, salah satu gas yang memberikan efek rumah kaca.

Emisi gas metana (CH4) oleh hewan ruminansia dihasilkan melalui proses metanogenesis di dalam sistem pencernaan rumen oleh Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri rumen. Gas metana (CH4)juga  yang dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif. Bakteri yang ada di sekum akan keluar dari tubuh organisme bersama feses, sehingga di dalam feses (tinja) hewan yang mengandung bahan organik akan diuraikan dan dapat melepaskan gas CH4 (gas bio).

Akan tetapi metana juga termasuk salah satu gas atmosfir yang memberikan efek rumah kaca. Walaupun komposisi metana di atmosfir jauh lebih rendah dibandingkan dengan gas karbondioksida (CO2), yaitu hanya 0,5% dari jumlah CO2, koefisien daya tangkap panas metana jauh lebih tinggi, yaitu 25 kali gas CO2. Oleh karena itu, sekitar 15% pemanasan global disumbang oleh gas metana. Dalam waktu 250 tahun terakhir, jumlah gas metana meningkat lima kali lipat dari jumlah gas CO2.

Sekitar 50% emisi gas metana hasil aktivitas manusia berasal dari kegiatan pertanian. Dari jumlah tersebut, 20-60% berasal dari peternakan, terutama ternak ruminansia. Seekor sapi dewasa dapat mengemisi 80-110 kg metana per tahun. Estimasi emisi gas metana secara global oleh ternak ruminansia berkisar antara 65-85 juta ton per tahun, sementara emisi total gas metana global 400-600 juta ton per tahun.

Menghambat Produksi Metanadalam Rumen

Di samping berdampak buruk bagi atmosfir, metanogenesis juga berpengaruh negatif terhadap hewan ruminansia itu sendiri, yaitu dapat menyebabkan kehilangan energi hingga 15% dari total energi kimia yang tercerna. Pembentukan gas metana di dalam rumen merupakan hasil akhir dari fermentasi pakan.Pada prinsipnya, pembentukan gas metana di dalam rumen terjadi melalui reduksi CO2 oleh H2 yang dikatalisis oleh enzim yang dihasilkan oleh bakteri metanogenik.

 Pembentukan gas metana di dalam rumen berpengaruh terhadap pembentukan produk akhir fermentasi di dalam rumen, terutama jumlah mol ATP, yang pada gilirannya mempengaruhi efisiensi produksi mikrobial rumen. Pembentukan gas metana di dalam rumen dapat dihambat dengan memberikan beberapa zat kimia. Prinsip penghambatannya antara lain berdasarkan sifat toksik terhadap bakteri metanogen, seperti senyawa senyawa metan terhalogenasi, sulfit, nitrat, dan trikhloroetilpivalat, atau berdasarkan reaksi hidrogenasi sehingga mengurangi reduksi CO2 oleh hidrogen, seperti senyawa asam lemak berantai panjang tidak jenuh.

Beberapa ionofor seperti monensin, lasalosid, dan salinomi sin, selain meningkatkan kandungan asam propionat juga dapat menurunkan produksi gas metana. Metanogenesis dapat juga dihambat dengan senyawa kimia seperti ion Fe³ dan SO4². Populasi protozoa di dalam rumen berbanding langsung dengan produksi gas metana, artinya produksi gas metana berkurang bila populasi protozoa rumen menurun. Dengan demikian, emisi gas metana dapat dikurangi dengan memberikan zat defaunator seperti saponin.

Beberapa tanaman tropis mengandung saponin dalam jumlah tinggi, salah satunya adalah buah lerak (Sapindus rarak). Buah lerak dalam bentuk hasil ekstraksi dengan metanol telah dihasilkan Balai Penelitian Ternak dan diberi nama Aksapon SR. Formula ini mengandung saponin dengan kadar dua kali lebih tinggi daripada buah lerak tanpa diekstrak. Aksapon SR mengandung saponin 15% dan efektif menekan proses metanogenesis di dalam rumen. Dalam suatu penelitian, serbuk lerak dan Aksapon SR diformulasi sebagai salah satu komponen utama dalam suplemen rumen modifier komplit (RMK). RMK merupakan imbuhan yang dapat dicampurkan dalam ransum ruminansia untuk menekan produksi gas metana, meningkatkan efisiensi penggunaan hijauan pakan, menurunkan kadar kolesterol, serta meningkatkan produksi dan kualitas susu.

Efektif Menekan Produksi Metana dalam Rumen

Aksapon SR lebih efektif menurunkan produksi gas metana dibanding zat-zat lainnya, seperti serbuk lerak, yaitu mencapai 31%. Kemampuan serbuk lerak lebih rendah dibanding Aksapon SR walaupun dosisnya dihitung ekuivalen dengan Aksapon SR. Hal ini karena saponin dalam serbuk lerak masih terikat dengan senyawa lain.

Eliminasi protozoa rumen meningkatkan jumlah bakteri amilolitik, karena protozoa berukuran besar merupakan predator bakteri selulolitik. Dengan berkurangnya populasi protozoa maka aktivitas bakteri amilolitik-metanogen di dalam rumen meningkat, sehingga menghasilkan lebih banyak asam propionat dan lebih sedikit gas metana. Selain itu, sejumlah bakteri metanogen dalam rumen hidup dengan menempel pada permukaan dinding sel protozoa. Dengan berkurangnya populasi protozoa maka bakteri metanogen menurun karena kehilangan sebagian habitatnya.

Jadi penurunan produksi gas metana pada perlakuan Aksapon SR dan serbuk lerak diasumsikan berkaitan dengan berkurangnya populasi protozoa. Dengan demikian, buah lerak dalam bentuk produk Aksapon SR memberikan harapan untuk menurunkan kontribusi gas metana dari ternak ruminansia terhadap akumulasi gas rumah kaca (Amlius Thalib).

NUTRISI RUMINANSIA_KAMBING ETAWA



PENGARUH ASAM AMINO PEMBATAS DENGAN HIDROLISAT LIMBAH UDANG UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN KAMBING ETTAWA TERHADAP RUMEN DAN PASCARUMEN

I.     PENDAHULUAN
Asam amino merupakan komponen utama penyusun protein, dan dibagi dalam dua kelompok yaitu asam amino esensial dan non-esensial. Asam amino esensial tidak dapat diproduksi dalam tubuh sehingga sering harus ditambahkan dalam bentuk makanan, sedangkan asam amino non-esensial dapat diproduksi dalam tubuh. Asam amino umumnya berbentuk serbuk dan mudah larut dalam air, namun tidak larut dalam pelarut organik nonpolar. Lisin dan metionin merupakan asam amino pembatas yang sering digunakan dan sangat diperhatikan dalam campuran pakan ternak.
Udang adalah hewan yang hidup di perairan, khususnya sungai maupun laut atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan. Udang mengandung protein yang cukup tinggi, sehingga hasil olahan udang seperti tepung udang dapat dijadikan sumber protein pakan ternak, khususnya ternak ruminansia. Bahkan limbah udang juga dapat dijadikan sumber protein.
Usaha memperbaiki daya guna pakan di samping perbaikan kualitas pakan prarumen juga harus ditunjang dengan perbaikan yang mendukung bioproses di dalam rumen dan pascarumen. Bioproses dalam-rumen sangat dipengaruhi oleh mikroba dalam rumen. Laju pertumbuhan mikroba maksimum dicapai apabila pasokan semua nutrisi prekursor tersedia dalam konsentrasi yang optimum. Pasokan asam amino pada ternak ruminansia yang berproduksi tinggi tidak cukup berasal dari protein mikroba rumen saja. Namun diperlukan juga pasokan protein yang berkualitas tinggi dan tahan degradasi di rumen. Hal ini berarti pada ternak ruminansia yang berproduksi tinggi komposisi protein menjadi penting.
II.  ISI
Limbah udang dapat digunakan sebagai sumber asam amino rantai cabang dan mineral sulphur. Limbah kepala udang sebagai sumber asam amino pembatas mempunyai keterbatasan dalam penggunaannya, karena mengandung khitin. Oleh karena itu, kualitas kepala udang dapat diperbaiki dengan cara fisik, biologi, maupun kimia. Pengolahan secara kimia dapat dilakukan secara hidrolisis dengan menggunakan HCI 6%, NaOH 3% dan H2O2 5%. Tujuan dari pengolahan tersebut adalah untuk meningkatkan nilai kecernaan dan laju degradasi dalam rumen dan pascarumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ternak ruminansia.
Penelitian yang dilakukan oleh Arif Qisthon dan Kusuma Adhianto Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung ini dilakukan dalam dua tahap: tahap I adalah pengolahan limbah udang dengan hidrolisis dievaluasi secara in vitro. Tahap II adalah penentuan tingkat penggunaan hidrolisat limbah udang dievaluasi secara in vivo pada kambing peranakan ettawa jantan. Limbah udang yang digunakan berupa kepala udang.
Hasil penelitian dari Arif Qisthon dan Kusuma Adhianto menunjukkan bahwa:
a)      secara in vitro, hidrolisis limbah kepala udang dalam ransum berpengaruh nyata (P<0,01) terhadap kecernaan bahan kering (KCBK), kecernaan bahan organik (KCBO), produksi volatile fatty acids (VFA) dan kadar amonia (NH3) cairan rumen; hidrolisis menggunakan H202 5% di dalam ransum memberikan hasil terbaik yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan KCBO dan kadar NH3;
b)      secara in vivo, penambahan tingkat pemberian limbah kepala udang yang dihidrolisis dengan H202 5% di dalam ransum tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering, KCBK, produksi WA dan kadar amonia cairan rumen, serta pertambahan bobot tubuh kambing PE jantan.



III.   KESIMPULAN
Limbah udang yang mengandung protein cukup tinggi sebagai sumber asam amino rantai cabang dan mineral sulphur. Kualitas kepala udang dapat diperbaiki dengan cara kimia dapat dilakukan secara hidrolisis dengan menggunakan HCI 6%, NaOH 3% dan H2O2 5% dengan tujuan untuk meningkatkan nilai kecernaan dan laju degradasi dalam rumen dan pascarumen, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ternak ruminansia.
Pengolahan limbah udang dengan hidrolisis dievaluasi secara in vitro menggunakan H202 5% di dalam ransum menunjukkan adanya peningkatan KCBO dan kadar NH3. Sedangkan secara in vivo, penambahan tingkat pemberian limbah kepala udang yang dihidrolisis dengan H202 5% di dalam ransum tidak berpengaruh (P>0,05) terhadap konsumsi bahan kering, KCBK, produksi WA dan kadar amonia cairan rumen, serta pertambahan bobot tubuh kambing PE jantan.

REFRENSI
Sitompul, S. 2004. Analisis Asam Amino dalam Tepung Ikan dan Bungkil Kedelai. Buletin Teknik Pertanian. Bandung. Vol.9 nomor 1.
Suharsono. 1970. Biokimia. Erlangga. Jakarta. hlm.33-45
Qisthon, A dan Adhianto, K. 2007. Optimalisasi Bioproses Rumen dan Pascarumen melalui Suplementasi Asam Amino Pembatas dengan Menggunakan Hidrolisat Limbah Udang untuk Meningkatkan Pertumbuhan Kambing Peranakan Ettawa Jantan. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Lampung


INDUSTRI PERSUSUAN INDONESIA



JUDUL :  PENGARUH KEBIJAKAN TOP DOWN TERHADAP KEMAJUAN INDUSTRI PERSUSUAN INDONESIA
I. PENDAHULUAN
Kondisi geografis, ekologi, dan kesuburan lahan di beberapa wilayah Indonesia memiliki karakteristik yang cocok untuk pengembangan agribisnis persusuan. Selain itu, dari sisi permintaan, produksi susu dalam negeri masih belum mencukupi untuk menutupi kebutuhan konsumsi dalam negeri. Saat ini produksi dalam negeri baru bisa memasok tidak lebih dari 30% dari permintaan nasional, sisanya 70% berasal dari impor. Untuk meningkatkan produksi susu dalam negeri termasuk memasok permintaan industri pengolahan susu diperlukan kerjasama antara peternak, koperasi, industri pengolahan susu dan pemerintah sebagai pembuat kebijakan.

Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan sektor pertanian yang memiliki nilai strategis. Salah satu komponen dari subsektor peternakan yang memiliki banyak manfaat dan berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia adalah agribisnis persusuan. Dalam pembangunan sektor pertanian terutama pada agribisnis persusuan yang berkelanjutan diperlukan penguatan sosiokultural. Sosiokultural sebagai modal sosial meliputi : ide, nilai, norma, sikap, perilaku (cognitive social capital), gotong royong dan kelembagaan sosial ekonomi merupakan aspek penting untuk  mengatur perilaku dan mengendalikan pengelolaan sumberdaya secara arif dalam pembangunan berkelanjutan.

PERJALANAN KU TERJATUH DI “JALAN” INI

Keep Istiqomah


___________Bismillahirrahmannirrahiim________

Sungguh tak pernah terbayangkan masuk di jalan ini. Jalan yang aku lihat adalah jalannya orang2 sholeh (Insya Alloh), jalannya para pecinta dan pejuang2 islam.

Sungguh tak pernah membayangkan mengenakan pakaian serba LONGGAR, krudung yang LEBAR, kakipun ikut berkerudung, yang dulu aku MEMBENCI dan bahkan MEMAKI perempun2 yang menggunakan semat seperti itu, karena terlihat tampak ANEH, PANAS de el el. Subhanalloh... inilah kuasa NYA. Saat ini mungkin AKULAH YANG TERLIHAT ANEH dimata orang lain.

Sungguh tak pernah membayangkan memiliki kemampuan berbicara didepan orang banyak, apalagi menyampaikan ILMU AGAMA. Padahal dulu bisa dikatakan DEHIDRASI ilmu agama. Lagi-lagi inilah kuasa Alloh, yang dengan kehendaknya memilih orang untuk diberi hidayah.

Mmm,,, tak pernah membayangkan juga menghabiskan waktu untuk memikirkan kebutuhan BERORGANISASI, bahkan memikirkan kebutuhan orang lain. Sedangkan dulu, DOKTRIN orang tua PRESTASI adalah NILAI YANG TINGGI dan TAK PERLU BERORGANISASI.
SEKARANG..!!! INILAH AKU...!!!

Berjalan dijalan orang-orang sholeh (Insya Alloh) dan berharap bisa mengisi barisan orang sholeh dan ahli syurga, aamiin...
Inilah aku...yang menggunakan semat yang katanya seperti orang2 arab, pake rok dan serba longgar, krudung yang KETERLALUAN lebar dan KAKI yang berkerudung. Mm,,, kadang dianggap KETERLALUAN dalam berpakain. Dianggap BERLEBIHAN, FANATIK, RIBET dan bahkan EKSTRIM. Pernah sekali ditanya seorang sahabat “kenapa sih, harus pake kaos kaki? Mang ada yang mau nafsu sama kaki?”. RUAR BIASA yah...??
Sepenggal kisah seorang akhwat yang sedang belajar memperjuangkan syari'at, Ukhibuki fillah :)